Laman

Jumat, 03 Mei 2013

Hari Ini



Malang, 12-12-12
05.05 PM
Beribu percik berlomba jatuh
bangunkan gendang telinga yang terbaring kaku
Arah pandang ke jendela yang sedikit tertutup kelambu
pandangan kosong yang jelas
Tak kulihat apa-apa, hanya sinar senja menerebos menurut benakku,
sinar yang menerangkan gelap ruang 3x3 m ini

Alih mata pada kertas kecil kotak tertempel rapi
fokus kutuju angka 12 dari 31 angka yang berjajar di kertas itu
Sambil membakar ujung gulungan tembakau,
gemuruh suara makhuk hari ini, mengiang kembali di benak kaku
ngiangan itu, angka itu

Ku tau istimewa memang, tapi gundah menggandeng dibelakangnya
karena hari ini tanahku hilang bentuk kataku
penghuninya tergila oleh hari angka itu
hatinya, pandangnya, pikirnya tersalib kaku ditumpukan batu

Mereka lupa tananhnya,
mereka membingung pilu memikir, untuk apa hari ini?
Dengan sedikit kejengkelan menyelip hati
kulantangkan suara dalam hati mengharap
mengharap tanah ini, juga tanah mereka
tumbuh tunas kuasa adidaya jagat

Aaah..!
harapan kosong memang,
yang tidak tau, apa, bagaimana, mengapa, dan kapan
Pikirku seperti Romeo dan Juliet, berpeluk di kubur atau di ranjang

Hari ini,
Desember 2012,
pikirku kosong memikirkan kekosongan harapan yang tak jelas melas
pula harapan indah untuk tanah ini
biarkan semua itu ku boyong ke mimpi nanti
hari ini